KAMPANYE TOLAK PORNOGRAFI

embataan, BPost

Belasan aktivis organisasi perempuan terlibat pembicaraan serius dengan Komisi E DPRD Kalteng mendesak aparat keamanan dan pemerintah daerah memberangus aneka bentuk pornografi yang kian menggurita.

“Bahaya benar-benar sudah berada di depan mata,” tukas Sugi Santosa SH MH, ketua Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat Kalteng ini, satu-satunya aktivis ornop pria yang ambil bagian dalam barisan aktivis perempuan yang mendatangi lembaga legislatif DPRD Kalteng.

Aktivis perempuan yang hadir, Ketua Badan Kordinasi Organisasi Wanita Ny Linda Nisida Nahson Taway (isteri Wagub Kalteng). Ketua Ikatan Keluarga isteri Anggota Dewan Ny Zainah Fawzy (isteri ketua DPRD Kalteng), Ketua Lembaga Advokasi Wanita Hj Setyo Hidayati SH MH dan 26 organisasi wanita.

Berita diatas adalah CUPLIKAN kORAN KALTENG POS tahun 2004.Salah satu kegiatan BKOW KALTENG tahun 2004 saat penulis menjabat sebagai Ketua BKOW, untuk mengkampanyekan TOLAK PORNOGRAFI , dimana rombongan ibu-ibu dari 29 organisasi Wanita sebanyak 29 orang dan satu orang Bapak pemerhati perempuan berkunjung ke kantor DPRD Kalteng, untuk menyuarakan keprihatinan akan maraknya penjualan tabloid porno.

Tahun 2003 dan 2004 koran Kalteng Pos menerbitkan berita tentang kasus perkosaan dengan menuliskan dengan huruf besar , kata-kata : ” SALOME ” , kemudian diterjemahkan: satu lobang rame-rame………………, Kami para ibu yang membacanya merasa itu sebagai kata-kata yang kejam. Bagaimana seandainya yang menjadi korban adalah anak kita sendiri.Apakah kita tega menulis itu. Sudah jatuh tertimpa tangga. Walaupun yang menjadi korban saat itu adalah seorang PSK dan yang satunya seorang sederhana. Namun mereka adalah kaumku yang harus mendapat hak nya untuk memperoleh advokasi dan dukungan moril kita semua , bukan justru mempermalukan mereka dengan kata-kata yang menyakitkan hati.Alhasil BOKW Kalteng ibu Linda Nisida saat itu berbicara langsung dengan Ketua KAPOS waktu itu bapak Wahyudi , meminta untuk pemuatan kata-kata salome di Koran KAPOS adalah yang TERAKHIR kalinya…….., tidak boleh lagi dipakai , karena itu adalah PELECEHAN dan PENGHINAAN untuk PeREMPUAN.

Tahun yang sama bulan Febuari 2004 , sebagai Ketua Komisi Wanita PGI bersama dengan PWKI, WKRI dan KPW GKE juga berkampanye menolak Pornografi dengan membakar Majalah porno itu didepan Kantor PGI Wilayah Kalteng jalan Diponegoro .

Seluruh Organisasi Wanita dan Pemda tiga tahun berturut-turut tahun 2003-2005 pada hari Anti Narkoba, Hari Internasional Anti Kekersan Terhadap Perempuan, berkampanye di jalan-jalan protokol, sambil membagi leaflet tentang Tolak Pornografi, Kekerasan terhadp Perempuan dan Anak di-jalan-jalan, Sex Bebas dan HIV/AIDS kepada masyarakat.

Tahun 2005 Koran kembali memuat artikel tehnik bersanggama, dan iklan telepon hot line, dengan menampilkan gambar gadis-gadis seksi. Penulis langsung mengadakan rapat pengurus BKOW untuk membuat surat protes kepada KaltengPos, agar menarik iklan gadis seksi , dan menghentikan memuat artikel yang menjurus kepada seks. Dengan pertimbangan bahwa koran adalah salah satu media publik yang dibaca oleh generasi semua umur , sehingga akan sangat ampuh menggiring kepada pola pikir yang menjurus kepada yang negatif. Kami sangat tidak rela melihat generasi muda Kalteng tumbuh dan berkembang dalam situasi lingkungan yang tidak sehat. Alhasil setelah beberapa bulan iklan dihentikan.

Kita tahu dampak dari tayangan dan bacaan yang porno adalah pergaulan bebas, hamil diluar nikah, aborsi, penyakit kelamin, kekerasan dan penyimpangan seksual.Dan ini sudah menjadi gaya hidup sebagian remaja di kota besar.Remaja adalah pribadi yang sangat rentan akan bahaya tersebut.Tidak heran korban dari hari ke hari semakin banyak.

Pengalaman bertahun-tahun seperti diatas menunjukan perlunya secara terus menerus semua pihak untuk berani menyuarakan tayangan / pemuatan artikel, atau apapun namanya yang bersifat pornografi dan tidak pantas dibaca dikonsumsi umum secara vulgar. Secara gayung bersambut ,semua ambil bagian mengkampanyekan mulai dari keluarga dan lewat organisasi sosial dan lembaga agama.Keluarga/dalam hal ini ibu , harus memberikan pendidikan seks yang benar kepada anak. Tekun mengawasi dan membentengi anak dan keluarga dengan nilai agama, teladan dan cinta kasih . Sudah tentu bagi orang tua tugas pengawasan agak sedikit melelahkan dan merepotkan karena terus menerus mengingatkan dan mendampingi anak, demi keselamatan mereka.Saat itulah tanggungjawab orangtua dalam pola asuh anak yang sehat lahir batin sangat menentukan dan diharapkan.

Semua unsur kelompok sosial secara bersama bergerak mengkampanyekan ini. Sudah saatnya kita tidak berdiam diri dan selalu menunggu pemerintah. Masyarakat harus proaktif menjabarkan program mencegah penyakit masyrakat ini., karena pemrintah tidak mungkin melakukan semua nya. Kalau kita berdiam diri …sangat permisif….maka lama kelamaan kita semua akan terbiasa melihat dan tidak bereaksi , maka kerusakan moral yang akan kita hadapi.

Tahun 2008 kembali penulis menghadiri sosialisasi KELUARGA BEBAS PORNOGRAFI dari Menneg PP di Palangkaraya.Dimana Indonesia sudah menjadi penikmat dan pelanggan terbesar di dunia. setelah Rusia dan Swedia. Sangat menyedihkan saya kita semua sebagai orang tua……. .

Koran Kapos hari ini tanggal 4 Maret 2009, kembali mengangkat topik KESEHATAN OTAK yang rusak akibat kecanduan terus menerus menikmati tayangan pornografi.

Ahli bedah syaraf dari San Antonio AS membeberkan kerusakan otak akibat berbagai kecanduan.Kecanduan makanan ( obesitas ), narkoba, judi, maupun pornografi.Namun yang paling tinggi tingkat kerusakan otak adalah akibat kecanduan pornografi. Jika hal itu dibiarkan maka mengakibatkan penyusutan otak.Dibutuhkan waktu satu setengah tahun untuk menyembuhkannya.Kerusakan otak akibat kecanduan makanan(obesuitas ), drugs, cenderung lebih mudah diatasi ketimbang pornografi.

Otak yang sudah terlanjur kecanduan memiliki mekanisme kontrol terhadap perangsang ( adiktif) dengan mudah.Sebaliknya, otak yang belum kecanduan masih memiliki kontrol yang besar untuk mencegah perintah agar tidak kecanduan, katanya.Artinya kecanduan pornografi sulit diatasi.

Saya berterimaksih koran Kapos memuat berita itu dan masyarakat harus menyampaikan kepada keluarga masing-masing. untuk mewaspadai pergaulan anak.

Sampai sekarang penulis masih konsisten untuk tetap menyuarakan tolak pornografi di Kalimantan Tengah.Dan penulis tetap meneruskan sosialisasi ini kedaerah-daerah dalam bentuk penyuluhan dan seminar bekerja sama dengan KOMNAS PERLINDUNGAN ANAK Jakarta dengan kapasitas penulis sebagai salah seorangKetua Majelis Sinode GKE bidang Komisi Pelayanan Anak GKE se Kalimanatan .

Dan sebagai informasi tambahan bahwa Komisi Pelayanan Perempuan Majelis Sinode Gereja Kalimantan Evangelis tanggal 14 Maret 2009 di Palangkaraya , akan mengadakan workshop Rumah Perdamaian bekerja sama dengan Departemen Perempuan dan Anak PGI , untuk membuat kesepakatan pembentukan semacam rumah singgah bagi korban kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.

Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian gereja GKE dalam berbela rasa terhadap penderitaan masyrakat khususnya perempuan dan Anak yang sampai sekarang semakin meningkat korban yang perlu mendapat perlindungan dan pendampingan.

Semoga kita semua sadar bahwa keadaan sudah sangat rawan , di tepi jurang…. mari kita terpanggil untuk bersama saling membahu bekerja keras memberantas pornografi menyelamatkan bangsa yang sangat kita cintai.

0 komentar:

Posting Komentar