SUNGAI DAN JEMBATAN SALA KASONGAN

Sungai SALA Kasongan di tengah malam.

Di Tahun 1983, Kota kecil Kasongan masih berpenduduk sekitar 2000 jiwa. Siang hari sepi, sore lumayan ramai, malam kembali sepi.Yang lumayan ramai hanya komplek sekolah . Kalau kami mau bolak balik ke Palangkaraya , kami turun di Batang Paman Dimel naik perahu kelotok menyeberang sungai Katingan. Perahu tidak memakai tutup, jadi angin semilir sejuk menerpa wajah dan ……. Gemercik air yang dingin dengan aroma hutan yang khas dan suasana pedesaan membuat hati ku merasa damai dan terbuai dalam letupan suara mesin kelotok .

Sulit ku lupakan . tok..tok..tok…ko…tok…. terus perahu melaju menuju sungai SALA, masuk…. disitu sungai kecil meliuk-liuk diantara pohon besar , agak gelap…kemudian keluar dan berhenti di Jembatan SALA.

Ada cerita lucu, pada saat jalan Palangkaraya Kasongan sudah tembus walaupun masih berbatu-batu besar karena masih pengerasan jalan , tidak mengendurkan semangat para pegawai dan masyarakat bolak balik ke Palangkaraya walaupun di malam hari. Suatu saat tepat jam 24.00 tengah malam seorang bapak sampai di sungai Sala dari Palangkaraya .Jembatan Sala saat itu masih terdiri dari pohon/batang bulat yang besar-besar, sehingga kalau air dalam dan banjir maka pohon/batang naik keatas dan posisi jembatan berobah……Nah si bapak mambawa sayur sop-sopan , kentang , wortel ,dalam kantongan kresek.

Pada saat posisi motor ditengah, maka ban motor masuk kesela-sela batang pohon .Si bapak mengangkat ban belakang terus ban depan jatuh, di angkat ban depan ban belakang jatuh , terus menerus begitu beberapa lama.

Pada saat si Bapak kecapean , udara dingin tengah malam semakin menusuk , ribut bunyi burung hantu , dia duduk didepan motor yang masih lengket disela batang, dia kaget………”Wahhh ..kok kentang ku habis, wah jangan-jangan diambil hantu …” semua kresek sudah kempis , ngak ada isinya ……hiiii …..kontan merinding bulu kuduk , karena disitu juga kadang-kadang angker .

Akhirnya dicoba lagi …. Bisaaaa!!! …….si bapak ngebut terus ke Kasongan takut dikejar hantu yang makan kentang.

Ehh…. Pagi nya beliau balik lagi kesana ……melihat bekas kejadian semalam. Si bapak celingak celinguk , terus lihat kebawah………”Ohhh..!!…..ternyata kentang nya bertebaran dibawah air kelihatan dari atas. Bukan dimakan hantu .

Dari CERITA ini penulis mengambil pelajaran , bahwa disaat kita sendiri, tengah malam, suasana sunyi terasa mencekam, pikiran kita bisa menjadi tidak jernih, takut padahal tidak ada apa-apa.Kita harus menjadi orang yang pemberani dan sebaiknya bepergian ditempat sunyi angker tengah malam lebih baik kalau membawa teman.Siapa tahu ada bahaya lain .Terutama kalau bepergian pakai motor.

Kalau membawa barang jarak jauh sebaiknya pakai Tas atau keranjang bukan kresek, karena gampang sobek.

0 komentar:

Posting Komentar