DAMPAK MEDIA TV BAGI ANAK

Saat ini perkembangan sehari-hari anak –anak di rumah mulai bangun tidur , mandi , sarapan, berangkat ke sekolah, pulang sekolah, makan siang ,…. ..sampai menjelang tidur kembali anak sangat akrab dengan tayangan tv yang dengan setia mendampingi mereka dan memberi hiburan dari mulai Iklan seperti iklan makanan, kosmetika, fashion, property, otomotif yang menarik .

Anak-anak menonton tayangan Sinetron yang bernuansa duniawi , kemewahan, harta, persaingan keluarga,intrik, perdukunan, peran jahat dan sadis, sinetron ABG yang menggambarkan remaja yang culas , mata duitan dan licik…. film kartun anak-anak Dora , kartun ultraman power ranggers,dll

Serbuan media lainnya adalah infotainment Kiss, Gossip,Kabar kabari,dll yang mengulas dengan gamblang suka duka kehidupan selebritis . Kontes Idola Cilik, Berita, Democrazy, DangDut , pop, Extra Vagansa, Tukul,dll

Terkecuali dua tahun terakhir ada kontes Idola Cilik yang menurut penulis acaranya dikemas cukup menarik dan bagus.

Semua dikemas secara menarik , luar biasa, dan penuh persaingan .

Dirumah permainan lain yang juga disediakan oleh orang tua adalah video game, play-statio, X-Box, dan berbagai alat permainan lainnya yang menggunakan tv dan computer.

Secara sporadis pengaruh mass media terutama tv , menyerbu pemirsa anak-anak.Kebanyakan tayangan tv dikemas tidak memperdulikan pendidikan dan perkembangan jiwa anak. Hanya sedikit yang memperhatikan perkembangan etika moral dan perkembangan jiwa anak, agar tumbuh menjadi anak yang sehat jiwa dan jernih pikirannya.

Kebanyakan hanya demi kepentingan bisnis, orang senang menontonnya, sedikit yang protes….maka jalan terus. Tidak peduli pada dampak kerusakan moral pada pemirsanya.

Perkawian antara SIARAN DAN IKLAN sudah menjadi konspirasi yang ampuh dalam mengobrak abrik nilai-nilai tradisional, nilai kehidupan , nilai perkawinan, keluarga dan agama pada sebagian besar masyarakat terutama sejak masa anak-anak dirasakan pengaruhnya yang kian menjerat.

Anak mau mandi pagi, matanya sulit dijauhkan dari tv, pulang sekolah mau makan siang kembali matanya tertuju pada tv bukan pada makanan, istirahat tidur …juga mata dan telinga tetap mendengar tv…. Padahal tayangannya sering jelek tidak mendidik.

Lebih kesulitan bagi orang tua yang semua bekerja di luar rumah pulang sore hari , anak tinggal dengan pembantu…. Maka seharian kerjanya didepan tv sampai matanya lelah, dan pembantu tidak peduli asik makan sambil tiduran.

Hubungan dengan tv melebihi hubungan dengan istri/suami dan anak.

DAMPAK BAGI UMUM DAN ANAK-ANAK

Dampak bagi masyarakat sudah jelas sekali kita lihat dan kita dengar sehari-hari sangat memprihatinkan, terlebih lagi dampaknya terasa bagi anak-anak. Mereka masih muda belum memiliki filter moral dalam dirinya.

Sejak kecil anak sudah dibekali dengan tayangan kehidupan selebrities yang serba “ wah “ , dan adengan sex , adengan kejahatan, yang tertanam dalam jiwa anak-anak.

Padahal seharusnya anak pada umur usia emas 1-12 tahun , harus banyak melihat teladan, melihat sesuatu yang pantas, patut dan benar, mendengar ajaran dan mendapat siraman kasih orang tuanya. Hidup dengan disiplin dan aturan yang sehat. Banyak bermain untuk perkembangan otot motorik dan bersosialisasi dengan teman sebaya dan alam sekitar, bukan seharian duduk menghadap tv.

,

Setidaknya ada 4 pengaruh media tv pada anak-anak yaitu yang dikenal dengan 4 S, yaitu :1. Selebritis, 2,Sex, 3 sadisme, 4. satanisme.

1.Selebritis, yang menonjolkan gaya hidup hedonis, glamour,

kemewahan ,pesta, hidup begelimang uang dan harta.

Mengakibatkan hidup konsumtif dan harus tampil oke.

Pengaruh iklan membuat ingin serba instant ,hidup dan

penampilan harus sesuai standar iklan.

2. Sex, menonjolkan napsu kedagingan yang dieskploitasikan tv,

sehingga sekarang banyak kasus kejahatan seksual

yang pelaku dan korban adalah anak dan remaja ,

perdagangan anak dan pernikahan dini.

3. Sadisme, tayangan sadis, kekerasan menyebabkan orang

menjadi cepat marah, emosional,gampang mengamuk.

4. Satanisme, tayangan film mistik , hantu , membuat anak sering

ketakutan sendirian, takut gelap, dan percaya dukun .

TINGKAT PENGARUH

H.J .Eysenck dan D. K. B. Nias dalam tulisannya “ Sex, Violence, and the Media “, menyebutkan bahwa seseorang yang sering melihat adegan yang berbau sex dan kekerasan akan mengalami berbagai tingkat pengaruh :

Pertama, Imitasi, dimana pemirsa yang sering melihat adegan

tokoh idolanya akan berusaha meniru perilaku nya ,

seperti, gaya bicara, gaya menanyi, gaya rambut,

busana .

Kedua, Identifikasi, merupakan kelanjutan dari Imitasi. Bila

imitasi hanya sekedar meniru, maka identifikasi akan

lebih jauh ikut berperilaku seperti idolanya.Kalau imitasi

meniru sekedar lahiriah, maka identifikasi meniru perilaku

kejiwaan nya.

Ketiga. Runtuhnya rem pengaman. Yaitu bahwa sebenarnya sifat

kurang baik ada pada setiap manusia, hanya sifat ini

biasanya ditekan karena pengaruh keluarga dan

agama.Namun akibat seringnya orang melihat tayangan

yang kurang baik di layer kaca, menyebabkan

pertahannya( nilai-nilai agama/ keluarga/tradisional )

runtuh dan sifat itu kemudian muncul dalam perilaku.

Keempat, Stimulasi, atau picuan dihasilkan oleh adegan yang

dilihat sehingga merangsang seseorang untuk melakukan

adegan itu secara riil.Orang bisa jadi pemarah,

pemukul, suka berkelahi baik sendiri maupun

berkelompok, atau memperkosa.Data penelitian

menunjukan bahwa pemerkosaan terjadi termasuk

dilakukan anak-anak ) karena melihat tayangan di tv.

Kelima , Peluapan . Biasa terjadi bila kondisi pengaruh sudah memuncak sehingga sseorang bisa saja kemudian menjadi anti social, menjadi pemerkosa massal, ,atau pembunuh massal, karena terus menerus dipicu oleh adegan perang yang sering dilihatnya.Lama kelamaan kebiasaan ini menjadi perilaku yang meluap secara bebas tidak terkendali.

PERNGARUH BAGI IMAN

Menghadapi pengaruh tv yang sudah begitu luas menanamkan pola hidup negative dalam masyarakat, maka umat beragama khususnya generasi muda termasuk anak-anak sudah saatnya lebih ditingkatkan pengajaran iman , teladan, pengawasan dari orang tua, pendidikan budi pekerti, serta siraman kasih dan perhatian yang murni . Ini untuk mengatasi pengaruh yang begitu kuat dan luar biasa yang dihadirkan tv dengan melimpah sehingga anak bisa terjerumus dan rusak moralnya . Mereka dilemahkan pertahanannya karena masih tidak mengerti bahwa tayangan itu membahayakan masa depan mereka, tidak mampu menolak , dan tidak bisa berkata tidak untuk kejahatan yang menggoda mereka.

PERAN ORANG TUA.

Disini penting sekali peran orang tua untuk memilih tayangan, untuk mendampingi saat menonton, dan saat jam makan, jam tidur, latihlah biarkan anak sendiri yang mematikan tv pada jam yang disepakati.

Berikan disiplin jam untuk menonton tayangan yang bagus, dan untuk tayangan yang tidak baik lebih baik mereka bermain diluar, out door recreation , dihalaman yang aman untuk melatih motorik dan menikmati alam.

Liburan jalan ke Museum, ke pantai, ke tempat rekreasi,dll

Berikan buku-buku cerita rohani anak , cerita agama, cerita rakyat, dongeng .Putarkan lagu rohani , dan film kartun rohani, dan yang bertema pendidikan seperti film binatang,dll

Sehingga hati dan pikiran anak yang masih bersih telah sejak awal hanya diisi dengan hal-hal yang baik .

Sudah tentu disini orang tua agak sedikit lelah mengawasi dan, membimbing mereka , karena yang agak besar sudah bisa protes dan berbeda selera dengan yang masih kecil atau balita.

Perlu waktu yang cukup untuk terus menerus dekat dengan mereka sampai usia 12 tahun.

Orang tua harus rajin berdoa untuk mereka dan menjaganya dengan baik karena mereka anak titipan Tuhan.

PEMERINTAH

Pemerintah harus memberikan batasan yang tegas untuk penayangan yang mendidik untuk masyarakat kepada media tv, ketat mengawasi ,dan djangan hanya ingin memikirkan bisnis yang menguntungkan saja.

Semoga ini menjadi perhatian presiden SBY.

Hari Anak 2009 saya mengusulkan ” Gerakan Sehari Tanpa TV.


Sumber : Herlianto, Media dan Anak.

Penulis : Ibu Linda Ketua KPA Sinode GKE

0 komentar:

Posting Komentar